Di musim panas, Jepang dapat dilanda gelombang panas ekstrem yang dapat berdampak pada kesehatan penduduk dan infrastruktur negara tersebut. Beberapa hal yang terkait dengan kondisi panas ekstrem di Jepang meliputi:
- Tingginya Suhu: Musim panas di Jepang dapat sangat panas, terutama di wilayah-wilayah pedalaman gunung388. Suhu bisa mencapai level yang sangat tinggi, menyebabkan risiko heatstroke dan dehidrasi.
- Kepadatan Penduduk: Jepang memiliki jumlah penduduk yang padat, terutama di daerah perkotaan seperti Tokyo dan Osaka. Hal ini dapat memperburuk dampak panas ekstrem karena tingkat polusi udara yang tinggi dan heat island effect di kota-kota besar.
- Tradisi Cuaca Panas: Meskipun lebih dari setengah abad lalu, Jepang masih mempraktikkan tradisi cuaca panas (Utsuho) yang menyebabkan pemakaian kimono dan seragam formal lainnya di musim panas, yang dapat meningkatkan risiko heatstroke.
- Keselamatan Masyarakat: Pemerintah Jepang dan lembaga kesehatan setempat memantau suhu ekstrem dan memberikan peringatan cuaca kepada masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.
- Infrastruktur: Beberapa bagian Jepang tidak terbiasa dengan suhu ekstrem tinggi dan kurangnya pendinginan ruangan dan infrastruktur konstruksi yang tepat dapat meningkatkan risiko heatstroke.
Untuk mengatasi panas ekstrem, penting bagi masyarakat Jepang dan pengunjung untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti tetap terhidrasi, menghindari paparan langsung sinar matahari yang berlebihan, dan mengenakan pakaian yang sesuai. Pemerintah juga melakukan kampanye kesadaran untuk menjaga kesehatan selama musim panas dan memberikan informasi tentang tempat-tempat pelarian dan fasilitas pendingin udara yang tersedia.