Pasukan militer Israel meluncurkan serbuan hawa ke suatu kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza, pada Pekan( 26/ 5), sampai membunuh 45 orang serta melukai 200 yang lain.
Israel mengklaim serbuan itu menargetkan lingkungan Hamas. 2 pejabat senior Hamas diklaim tewas dalam serbuan tersebut.
Kendati begitu, serbuan hawa itu pada realitasnya menimbulkan kebakaran hebat pada tenda- tenda masyarakat sipil yang mengungsi. Banyak kanak- kanak, wanita, gunung388 serta orang lanjut umur tewas akibat kebakaran tersebut.
Bermacam negeri juga mengutuk keras serbuan Israel ini. Salah satunya Prancis, yang melaporkan kemarahan serta menekan segala pihak menghormati penuh hukum internasional serta lekas melaksanakan gencatan senjata.
” Walaupun kami sudah melaksanakan upaya terbaik buat tidak merugikan mereka yang tidak ikut serta, sayangnya kesalahan tragis terjalin tadi malam. Kami lagi menyelidiki permasalahan ini,” kata Netanyahu tentang serbuan tersebut dalam pidatonya di Knesset Israel, Senin( 27/ 5), semacam dikutip CNN.
Serbuan ini terjalin cuma selang sebagian hari sehabis ICJ pada Jumat( 24/ 5) memerintahkan Israel buat lekas menghentikan pembedahan militernya di Rafah. ICJ pula memerintahkan Negara Zionis buat menjamin keamanan perbatasan Rafah supaya dorongan kemanusiaan dapat menggapai masyarakat sipil tanpa hambatan.
Kendati begitu, perintah ICJ ini tidak dan merta menyerukan Israel buat melaksanakan gencatan senjata. Sementara itu, Afrika Selatan sebagai pihak yang mengajukan permasalahan tersebut, semenjak dini memohon supaya ICJ menyerukan gencatan senjata terhadap Israel mengingat banyaknya masyarakat sipil yang jadi korban jiwa.